Filosofi Teras
Filosofi Teras Judul Buku : Filosofi Teras Pengarang : Henry Manampiring Penerbit : Gramedia Tahun Terbit : 2023
Judul Buku : Filosofi Teras
Pengarang : Henry Manampiring
Penerbit : Gramedia
Tahun Terbit : 2023
Filosofi Teras atau Stoisisme adalah aliran Filsafat Yunani-Romawi Kuno yang sudah berusia lebih dari 2000 tahun, tetapi masih relevan untuk kondisi manusia zaman sekarang. Sebagai filsafat, Stoisisme bisa melengkapi cara menjalani hidup. Stoisisme bukan agama kepercayaan. Stoisisme mengandung banyak ajaran dan nilai-nilai universal yang mungkin kita dengar dari filosofi lain, nilai budaya, dan agama.
Tujuan utama yang ingin dicapai oleh Stoisisme adalah:
Kebahagiaan dalam arti umum bukanlah tujuan yang dicari dalam filosofi Stoisisme karena para filsuf Stoa lebih menekankan pada pengendalian emosi negatif dan mengasah kebajikan (virtue). Virtue dalam bahasa Inggris diambil dari bahasa Latin virtus dan kata ini sendiri diambil dari bahasa Yunani arete. Filosofi Teras percaya bahwa hidup dengan arete/virtue/kebajikan ini yang harus dikejar oleh kita semua. Bersama-sama dengan kemampuan mengendalikan emosi negatif, maka hidup yang tenteram, damai, Tangguh akan hadir sebagai konsekuensi. Namun, untuk mencapai arete, kita harus terlebih dahulu mengetahui apa sebenarnya esensi dan peruntukan kita sebagai manusia.
Salah satu prinsip utama Stoisisme adalah bahwa kita harus “hidup selaras dengan alam” (in accordance with nature). Hidup selaras alam dalam Stoisisme “tidak sesempit memelihara harmoni dengan lingkungan hidup” seperti tidak membuang sampah sembarangan, mencemari lingkungan, atau mencintai dan melindungi satwa langka. Di dalam Stoisisme “Alam” (Nature-dengan huruf pertama kapital) di sini lebih besar dari “lingkungan hidup” serta mencakup seluruh alam semesta dan seluruh penghuninya. Dalam konteks nature dari manusia, Stoisisme menekankan satu-satunya hal yang dimilik ‘manusia’ yang membedakannya dari ‘binatang’. Hal tersebut adalah nalar, akal sehat, rasio, dan kemampuan menggunakannya untuk hidup berkeutamaan (life of virtues). Manusia yang hidup selaras dengan alam adalah manusia yang hidup sesuai dengan desainnya, yaitu makhluk bernalar.
Selain memiliki nalar, Stoisisme percaya bahwa nature manusia adalah makhluk sosial. Artinya, kita harus hidup sebagai bagian dari kelompok yang lebih besar. Kita semua tahu bahwa hidup dengan orang lain pada kenyataannya tidak mudah. Setiap hari kita akan berhadapan dengan perilaku orang lain yang menjengkelkan. Untuk itu, “Hidup selaras dengan alam” menuntut kita menyadari adanya keterkaitan (interconnectedness) di kehidupan ini. Stoisisme melihat segala sesuatu di alam semesta ini sebagai keterkaitan, bagaikan jarring-jaring raksasa, termasuk semua peristiwa hidup kita sehari-hari. Dengan kata lain, kejadian-kejadian yang ada di dalam hidup kita adalah hasil rantai peristiwa yang panjang dari peristiwa ‘besar’ sampai peristiwa yang terkesan ‘remeh’ sekalipun.
Filosofi Teras atau Stoisisme berbeda dengan positive thinking atau tips-tips self-help lainnya. Seringkali tips-tips ini memfokuskan kita pada hal-hal eksternal, seperti kesuksesan, karier, bisnis, dan percintaan, yang sebenarnya berada di luar kendali kita atau hanya sebagian di bawah kendali kita. Pola pikir seperti itu adalah jalan menuju ekspektasi yang tidak realistis atau kekecewaan ketika ternyata hal yang kita idam-idamkan tidak terwujud.
Sebaliknya, Filosofi Teras tidak terobsesi dengan hal-hal eksternal dan lebih mementingkan hal-hal dalam diri kita, yaitu menghilangkan emosi negatif, memaksimalkan hidup dengan hal-hal yang benar berguna dan ada di bawah kendali kita. Sebagai reßeksi, saya sebagai pribadi seringkali dihadapkan dan dibenturkan bukan oleh hal-hal atau fakta/peristiwa, namun oleh opini, interpretasi, penilaian/value judgement akan hal-hal atau peristiwa itu. Untuk itu, setelah membaca buku ini, Filosofi Teras memberikan kesadaran bahwa tidak menganggap “emosi” berjalan terpisah dari “nalar/rasio”. Emosi (negatif) dianggap sebagai akibat dari nalar/rasio yang keliru. Saat mengalami peristiwa hidup, seringkali ada penilaian otomatis yang muncul dan jika tidak rasional, penilaian otomatis akan memicu emosi negatif. Dengan tidak menuruti penilaian value judgement, maka kemampuan menganalisis sebuah peristiwa/objek dengan rasional, khususnya untuk memisahkan antara fakta objektif dari penilaian/opini subjektif.
Nilai Serviam yang selaras dengan literasi yang dibaca sebagai penghayatan pribadi ialah nilai integritas yang bermakna kesatuan antara pola pikir, perasaan, ucapan, dan perilaku yang selaras dengan hati nurani dan norma yang berlaku.
Penulisa: Ignatius Suhari, S.Pd.
Filosofi Teras Judul Buku : Filosofi Teras Pengarang : Henry Manampiring Penerbit : Gramedia Tahun Terbit : 2023
Mengatasi Hambatan – Hambatan Kepribadian Judul Buku : Mangatasi Hambatan-Hambatan Kepribadian Nama Pengarang : A.M. Mangunhardjana, SJ. Penerbit : Kanisius,Yogyakarta.
9 Karakter Guru Efektif Judul Buku : 9 Karekter Guru Efektif Pengarang : Jacquie Turnbul Penerbit : esensi, erlangga Group