Cantik itu Luka

Judul                            : Cantik itu Luka
Penulis                        : Eka Kurniawan
Penerbit                      : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun                          : 2015
Jumlah Halaman      : 476 Halaman

Selayang Pandang

Bayangkan seorang pelacur cantik bangkit dari kubur setelah 21 tahun mati. Itulah pembuka kisah “Cantik Itu Luka”, novel menakjubkan karya Eka Kurniawan yang memadukan sejarah kelam Indonesia, realisme magis, dan satire sosial.

Lewat tokoh Dewi Ayu dan keluarganya, novel ini menguliti luka-luka lama bangsa: kolonialisme, penjajahan Jepang, revolusi kemerdekaan, hingga tragedi 1965. Di tengah absurditas sejarah, kita diajak menyelami ironi kehidupan: di mana kecantikan bisa menjadi kutukan, dan mereka yang tak “sempurna” justru selamat dari nasib buruk.

Isi dan Alur Cerita

Kisah dimulai dengan kebangkitan Dewi Ayu, perempuan Indo yang kehilangan segalanya saat Jepang datang dan kemudian dipaksa menjadi pelacur. Setelah kemerdekaan, ia tetap bertahan sebagai pelacur terkenal di kota fiktif Halimunda, hidup dalam dunia yang tak pernah benar-benar adil pada perempuan.

Dewi Ayu memiliki empat anak dari ayah yang berbeda. Tiga dari mereka cantik memesona, namun hidupnya tragis. Sementara si bungsu, Beauty, yang lahir sangat jelek, justru terhindar dari nasib buruk. Di sinilah ironi utama novel ini bermain: bahwa kecantikan, yang sering dianggap anugerah, bisa menjadi awal dari kehancuran.

Dengan narasi yang memikat dan tokoh-tokoh yang penuh luka, “Cantik Itu Luka” menampilkan dunia yang keras, mistis dan kejam, namun begitu dekat dengan realitas kita.

Hal Menarik

Apa jadinya jika kecantikan bukan jaminan kebahagiaan, melainkan sumber penderitaan? Novel ini dengan berani membalik anggapan umum bahwa “cantik itu segalanya.” Di tengah masyarakat patriarkis, kecantikan perempuan sering kali dimanfaatkan, dipuja, sekaligus dihancurkan.

Unsur realisme magis, roh gentayangan, hingga peristiwa sejarah kelam diramu menjadi kisah yang menyentuh dan menggugah. Eka Kurniawan berhasil membuat pembaca merenung, sekaligus tertawa getir.

Insight dan Refleksi

“Cantik Itu Luka” bukan sekadar cerita fiksi. Ia adalah cermin bagi kita semua, khususnya tentang bagaimana tubuh dan wajah perempuan sering kali menjadi medan perang sosial dan politik. Novel ini menyampaikan pesan penting: bahwa keadilan sejati tak pernah datang dari tampilan luar, tapi dari keberanian untuk bersuara, dari integritas dan keteguhan hati. Ia mengingatkan kita bahwa sejarah harus diingat, luka harus dikenali, dan perempuan harus didengar.

Penutup

Membaca Cantik Itu Luka adalah pengalaman yang menyakitkan sekaligus memikat. Novel ini tidak hanya menyentil soal standar kecantikan dan ketidakadilan gender, tapi juga menggali luka sejarah yang masih terasa relevan hari ini. Dewi Ayu dan anak-anaknya bukan hanya karakter fiksi. Mereka adalah simbol perempuan-perempuan yang disakiti sejarah, namun tetap bertahan. Sebuah pengingat bahwa meski dunia ini tidak selalu adil, suara kebenaran tetap harus dinyatakan.

Penulis: Jessie Wijaya, Siswa Kelas XII SMA Santa Maria Surabaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Out

Popular Posts

Fiksi

The Tokyo Zodiac Murders

The Tokyo Zodiac Murders Judul Buku      : The Tokyo Zodiac MurdersPengarang      : Soji ShimadaPenerjemah   : Barokah

Read More »
Edukasi

Teachers as A Coach

Teachers as A Coach Judul Buku   : Teachers as A CoachPengarang    : Dr.Pramudianto, M.min,MM,.ACCPenerbit        : PT

Read More »
Fiksi

The Arson Project

The Arson Project Judul Buku   : The Arson ProjectPengarang    : AkaigitaPenerbit        : Gramedia Pustaka UtamaTahun terbit

Read More »